Wednesday, January 30, 2008

Ada apa ya?

Hari ini kenapa ya? Kok setelah ujian rasanya jadi ga enak gini. Padahal bisa dibilang ujiannya lumayan lancar. Ada perasaan yang mengganjal tapi ga tau apa. Bawaannya ga enak banget. Rasanya pengen ngapain gitu. Aduh, kenapa jadi begini? Sebenernya ada apa sih? Ga enak banget nih...

I'm gonna miss moment like this

Wah, ternyata walaupun sudah merasa ga betah tapi giliran mau pindah jadi sedih juga. Apalagi belakangan sering bercanda dan cerita-cerita. Tapi keputusan udah bulat dan tidak bisa diubah lagi. Cuma jadi kepikiran aja siapa yang bakal gantiin, abis sampe sekarang ga ada kabar sama sekali. Mau tanya tapi lagi pada sibuk gitu. Karena banyak banget hal yang harus ditinggalin dan diajarkan. Entahlah, terkadang mereka terlihat tidak peduli walaupun sebenernya ini merupakan hal yang cukup penting. Karena nanti bisa berantakan semuanya. Sekarang aja udah mulai terlihat ada benih-benih kehancuran dan berantakan.

Thursday, January 24, 2008

Just for a few more days

Akhirnya aku berani mengambil keputusan untuk pindah. Memang rasanya berat meninggalkan pekerjaan yang sudah dijalani hampir 3 tahun. Apalagi kemarin sudah mendapat tawaran yang cukup menggiurkan. But i think i'm not ready for that. Banyak hal yang aku takutkan terjadi jika aku pindah. Tetapi aku harus optimis bahwa penggantiku akan lebih baik dan dapat memperbaiki apa yang telah aku lakukan selama ini. Yang paling membuatku cemas adalah, "Siapa penggantiku ?". Sampai saat ini aku belum tau siapa yang akan meneruskan pekerjaanku. Sepertinya keputusanku ini telah mengecewakan orang yang sangat percaya padaku. Tapi aku merasa sudah kurang nyaman dengan apa yang kulakukan sekarang dan dengan lingkungan yang ada. Daripada nantinya menggaggu pekerjaan, aku memutuskan pindah (mumpung ada yang nawarin..). Memang sih, belum tentu pekerjaan yang baru lebih enak apalagi sudah tau beberapa masalah yang ada di sana. Mudah-mudahan dengan pindah aku bisa menjadi lebih baik dan memperbaiki apa yang sudah ada. Amin...

Wednesday, January 02, 2008

Mementingkan diri sendiri

Susah juga kalau harus bekerja bersama orang-orang yang lebih mementingkan dirinya sendiri ketimbang kerjaan dan orang lain. Karena sudah terbiasa bekerjasama dengan orang-orang yang mandiri dan sangat bertanggung jawab, giliran ketemu sama orang yang sifatnya kebalikan dari itu jadi kewalahan. Yang biasanya kerjaan dibagi-bagi, pasti beres tanpa harus merasa was-was. Sekarang mau membagi tugas aja rasanya berat banget, takut kalau kerjaan yang dikasih ga beres. Kalau lagi ga ada kerjaan alias kerjaan udah beres semua, kita malah pada bingung. Ujung-ujungnya kita akan mencari apa yang kurang dari sistem yang ada dan berusaha memperbaikinya. Atau kita menciptakan inovasi biar kerja kita semakin efisien. Nah, giliran ketemu sama yang lawannya, semangat kerja jadi ilang. Ngeliatnya aja males. Kalau ga ada kerjaan, mereka malah seneng. Ya, yang chatting-lah, yang browsing-lah, yang fs-an, dll... Jadi, bisa dibilang ga ada self improvement. Kalau kaya gitu gimana mau sukses (kecuali memang dia anak orang kaya, yang hartanya ga abis 7 turunan, ini sih ga masalah). Kalau dapet kerjaan yang banyak dan dalam waktu lumayan lama, mereka akan berkata, "Kerjaanya banyak banget, kapan selesainya sih...!). Yang dipikirkan hanya kesenangan pribadi.
Mungkin ini bisa jadi renungan, bahwa hidup itu penuh dengan pengorbanan. Jika kita ingin memperoleh sesuatu yang besar maka kita harus berusaha untuk meraihnya. Tidak dengan bersantai-santai ibarat menantikan durian runtuh. Tapi harus dengan kerja keras. Seandainya tidak ada penjual buah di dunia ini. Dan kita ingin memakan buah jeruk. Maka kita harus menanam pohonnya dan merawatnya dengan benar (memberi pupuk, menyiram) sampai pohon itu cukup dewasa dan berbuah. Terkadang walaupun kita sudah merawatnya dengan benar, buah yang dihasilkan belum tentu sesuai dengan apa yang kita harapkan. Jika ini terjadi maka kita harus mengulang semua usaha kita dari awal. Oleh karena itu, kita harus berusaha semaksimal dan sebaik mungkin walaupun kemungkinan apa yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan kita. Dan jangan lupa untuk selalu berdoa kepada Allah. Karena Dia-lah penguasa atas segalanya.