Showing posts with label AroundMe. Show all posts
Showing posts with label AroundMe. Show all posts

Friday, February 01, 2013

An End To Start A Beginning


A new year has just start. A year full of hope. A year full of wish.
But only one month passed, and we had a farewell. A farewell of someone that we knew this past one year. Actually, at first I am not really close to him and somehow we argued a lot. But lately we getting better and slowly getting close. That was a fight that unite us. Maybe that was the way for us to greeting and getting to know each other better.

He was my boss. He was an outsider that join in the company. It was hard for him. And of course for me, too. He learned the new job, environment, people, and everything. I taught him the job, environment, people, and everything.

And that was the time we got the tense. But finally we can passed through it. And now he leaving the company. Pursue a better life and better job, of course. This one year, a year full of hatred, disbelieve, and suspicious. And we already over it well.

All I can say is, this was a very hard year for all of us in the team. We passing it safely. And we are getting stronger than before.
I pray the best for you, boss. And don’t forget all of us.

Tribute to A. C. W
01.30.13

Thursday, December 27, 2012

Akhir Sebuah Kisah

Aku mengenalmu. Terkadang kau membantuku. Terkadang kau memarahiku karena kesal. Terkadang kita hanya terduduk mengomentari pekerjaan karena lelah. Hanya saja kita tidak mengenal dengan dekat.

Namun aku mendengar kisahmu.

Sikapmu yang jutek terkadang centil, aku masih mengingatnya. Dan sikapmu yang cuek serta masa bodoh, aku pun masih mengingatnya. Sikapmu seakan kau buat sebagai tameng untuk berlindung.

Dan aku masih mendengar kisahmu.

Kau selalu membagi kebahagiaan dan  membungkus rapat kesedihan dengan segala kekuatan yang kau miliki. Kau tidak pernah membaginya bahkan dengan sahabatmu. Kita memiliki cara yang berbeda dalam menjalani kehidupan. Mungkin itulah caramu. Berbagi kebahagiaan.

Aku masih mendengar kisahmu.

Kudengar kau sukses di tempat kerja baru dan kau tetap menyimpannya. Hanya membaginya dengan sabahatmu. Sebuah kesenangan yang kau bagi kembali tanpa sedikitpun kesedihan. Karena kau menjaga kesedihan dengan baik sehingga tak ada yang mengetahuinya.

Dan kisahmu mulai berakhir.

Sekarang kau terbebas dari segala kesedihan dan tidak perlu menyembunyikan apa pun. Tuhan telah menghapuskannya dengan membawamu ke sisi-Nya. Membebaskanmu dari kesedihan dan penderitaan yang kau rasakan.

Sekarang kisahmu telah berakhir.

Kau meninggalkan kesedihan dan kerinduan.
Terlantun untaian doa yang indah dari para sahabat, mengiringi perjalananmu untuk bertemu dengan-Nya.
Terimalah kebaikan dan kebahagiaan yang telah disebarkan selama hidupnya, ya Robb. Amiinn.

Selamat jalan temanku.

Tribute to I. P. A
12.26.12

Thursday, February 09, 2012

Di Tepi Pantai

Anak-anak bermain ombak di tepi pantai ditemani orang tua. Muda-mudi bersenda gurau, tertawa lepas bersama teman serta sahabat. Mereka manyimpan momen tersebut ke dalam memori dan tidak akan melupakannya. Sebuah foto diambil untuk mengingatkan kembali bagaimana bahagianya mereka hari itu. Hari yang mungkin tak akan terulang lagi. Hari dimana mereka merasa bahagia dan bebas. Bebas dari beban hidup, karena yang terdengar hanya suara tawa diiringi deburan ombak.

Friday, February 12, 2010

Hari yang mengejutkan

Entah kenapa yang awalnya baik-baik saja, tiba-tiba hari ini menjadi hari yang sangat tidak menyenangkan. Berawal dari mendapat kabar kurang baik dan berakhir dengan gagalnya rencana hari ini. Tiba-tiba di sore yang tenang mendapat kabar bahwa ada salah satu staf yang mendapat wejangan dari bos besar. Berawal dari rasa tidak puas dengan gaji yang didapat berakhir ke iming-iming. Dan akhirnya menjadi panjang lebar ke masalah cerita ini dan cerita itu. Lalu beralih ke wejangan lain yang semoga dapat menyadarkan staf tersebut.
Tidak lama setelah itu, mendapat kabar yang cukup tidak mengenakkan. Bener kata pepatah sebaik-baik menyembunyikan bangkai pasti baunya tercium juga. Kenapa begitu? Karena kita menyembunyikan sesuatu demi kebaikan bersama dan sesuatu itu akhirnya terungkap. It's really shocking and i got the jackpot. Very "lucky" me. Setelah denger berita itu, bener-bener tidak bisa berkata-kata. Yang ada dipikiran hanya sebuah kalimat, 'kapan semua ini akan berakhir?".
Ditambah lagi dengan batalnya rencana hari ini. Tiba-tiba hujan deras, padahal kemarin-kemarin cuaca cerah-cerah saja. Dengan berat hati akhirnya rencana dibatalkan. And now i'm haunted by that feeling. Feeling of guilty.

I'm sorry....really sorry....

Saturday, April 26, 2008

Ketika Tidak Suka


Suatu hari seorang penebang kayu kehilangan kapaknya. Dia mengira yang mengambil kapak tersebut adalah anak tetangganya. Hari itu dia melihat segala tingkah laku dan gaya bicaranya seperti seorang pencuri. Keesokan harinya ketika dia kembali ke tempat kemarin menebang kayu, dia menemukan bahwa kapaknya ada di sana. Ternyata dia meninggalkan kapaknya di sana. Ketika dia kembali ke rumahnya. Segala sesuatu yang dilakukan oleh anak yang dia kira sebagai pencuri tersebut biasa saja, tidak ada yang spesial.

Dari kisah diatas dapat dilihat bahwa ketika kita merasa tidak suka terhadap sesuatu (bisa orang, benda, keadaan tertentu, dll), segala sesuatu yang berhubungan dengan hal tersebut akan terlihat tidak kita sukai atau bahkan kita benci. Dapat dikatakan pada saat itu kita tidak dapat berpikir dengan jernih. Segala sesuatu yang kita pikirkan dipengaruhi oleh perasaan tidak suka tersebut. Inilah yang terkadang membuat kita bertindak secara tidak rasional (terbawa emosi).
Ketika berada pada situasi seperti ini yang harus kita lakukan adalah tetap tenang dan berusaha mencari solusinya. Kita harus melihatnya dari dua sisi, sisi positif dan negatif. Apa yang akan terjadi jika kita terus tidak suka terhadap hal tersebut? Dan apa yang akan terjadi jika kita membuatnya sebagai sesuatu yang kita sukai (bukan sesuatu yang kita benci)? Dalam hal ini kita tidak boleh hanya mengutamakan diri sendiri, tetapi harus mengutamakan kebaikan bersama. Sebab ketika tidak suka, kita dapat merusak segalanya...

Friday, March 28, 2008

Giliran Situs Partai Golkar

Wah, sepertinya belakangan ini banyak situs pemerintah yang kena hack. Kemaren yang kena situs depkominfo, hari ini yang kena situsnya Partai Golkar. Ada apa sebenernya ? Dan kenapa pakar teknologi informasi, Roy Suryo, tampil di halaman situs yang kena hack tersebut ? Kali ini ga sempet liat hasil deface-nya secara langsung, udah keburu ditutup sama si admin. Lagi dibenerin kali yee...

Wednesday, March 19, 2008

Situs Menteri Kehutanan Indonesia Di-defaced

Setelah dulu sempet heboh karena situs dinas pariwisata dan kebudayaan di-defaced, sekarang situs menteri kehutanan yang kena.

Berikut ini tampilannya...


Wednesday, December 12, 2007

Razia KTP

Beberapa waktu lalu, di sekitar kampus ada razia KTP Jabodetabek. Jadi, bagi yang tidak punya KTP Jabodetabek alias anak daerah bakalan kena denda yang jumlahnya sangat mengejutkan. Dendanya itu berkisar 200-250 ribu. Berhubung yang anak kos kebanyakan anak daerah, jadi banyak dari mereka yang kena. Sampai beredar pesan, "Lagi ada razia KTP. Klo bukan KTP jakarta bakalan kena denda, temen gw udah ada yang kena. Demi keamanan mending pada ke kampus aja". Kalau dipikir-pikir kena denda sampai segitu gedenya, agak ga masuk akal juga. Atau itu cuma akal-akalan aja, biar dapet duit. Ternyata kejadian itu masuk ke berita di internet gitu. Di berita itu ditulis kalau pemilik kos diancam kurungan 3 bulan jika tidak melaporkan setiap ada penghuni baru. Berarti kalau gitu yang salah pemilik kosnya dong, kenapa yang kena jadi penghuninya. Apalagi ini ada di daerah kampus yang notabene kebanyakan dari penghuni kosnya adalah mahasiswa. Bahkan ada kabar walaupun menunjukkan kartu mahasiswa tidak dianggap dan tetap kena denda. Kejadian ini menunjukkan bahwa tidak ada kepastian hukum di negara kita. Katanya bagi warga daerah yang tinggal di Jakarta harus memiliki surat tinggal sementara dari RT. Tapi tau sendiri birokrasi kita kaya gimana. Apalagi mereka yang anak baru lulus SMA dateng ke Jakarta mau nuntut ilmu. Mana ngerti tentang hal-hal kaya gini, dan biasanya pasti akan ada "fee" untuk memperoleh surat tersebut. Sepertinya hal semacam ini akan sulit dihilangkan selama orang-orangnya masih mencari dan memikirkan kesenangan sendiri. Berdoa saja, agar negara ini bisa bebas dari hal demikian dan menjadi lebih baik. Amiin...

Wednesday, August 29, 2007

Dikira duit, ternyataaa.....

Tadi pas berangkat ada kejadian yang cukup lucu. Ketika bus melintas di senayan dan berhenti di halte senayan, tiba-tiba sang kondektur berteriak, "Tuh ada uang banyak banget". Dia meneriakkan itu beberapa kali. Alhasil, pedagang asongan yang ada di bus segera lari turun untuk melihat dan beberapa penumpang pun ada yang terkejut lalu berdiri serta melongok-longok ke jendela untuk melihat apa yang terjadi. Tidak lama kemudian, terdengar kembali suara sang kondektur yang berteriak, "Tapi belum ada gambarnya", sembari tertawa. Ternyata yang ada hanyalah potongan kertas seukuran uang (kurang lebih) berserakan di jalan.
Hahahaha.....

Wednesday, April 25, 2007

Pengamen, penghibur atau pengganggu ?

Bagi mereka yang sering menggunakan jasa bus, pasti sudah terbiasa dengan pengamen yang silih berganti bernyanyi di dalam bus. Bahkan sekarang pengamanen tidak hanya ada di bus tapi juga di angkutan kecil, sepertti mikrolet. Sebagian dari pengamen-pengamen itu ada yang bernyanyi dengan baik, tidak cuma bermodalkan botol yang diisi beras atau tutup bolot yang digepengkan sebagai alat musik. Di sinilah timbul pernyataan, pengamen itu pengganggu atau penghibur.
Pengamen dikatakan menghibur, jika mereka benar-benar bernyanyi dan memainkan alat musiknya dengan benar. Walaupun terkadang musiknya tidak pas dan liriknya salah. Tetapi hal ini tidak masalah jika lagu yang mereka bawakan bisa membuat penumpang menjadi rileks atau bahkan ikut bersenandung mengikuti iringan musiknya. Minimal lagu dan musiknya tidak terlalu mengganggu telinga. Sekarang banyak pengamen yang berombongan dan membawa alat musik yang lumayan lengkap. Ada drum kecil, gendang, gitar, bahkan ada yang membawa biola. Biasanya kalau yang berombongan seperti itu mereka bernyanyi dengan lumayan baik, walaupun terkadang suara drum atau gitarnya memekakkan telinga. Tetapi umumnya penumpang memberikan mereka uang sumbangan yang lebih dibandingkan pengamen yang asal-asalan. Pengamen tipe inilah yang dicari kalau jalan lagi macet, karena bisa memberi hiburan kepada penumpang.
Pengamen tipe kedua adalah pengamen yang mengganggu. Mereka mengganggu karena hanya membuat bus menjadi berisik. Biasanya mereka membagikan amplop ke penumpang baru bernyanyi. Ini jelas-jelas sangat mengganggu. Selain mengganggu dengan membagikan amplop, mereka juga tidak bernyanyi. Mereka hanya bergumam dan yang terdengar hanya suara kecrek-kecrek dari alat musik ala kadarnya yang mereka bawa. Dan sayangnya, jumlah pengamen dengan tipe inilah yang paling banyak berkeliaran di bus. Yang paling menyebalkan adalah, di saat jalan macet mereka berdatangan naik ke bus. Bagi yang menggunakan jasa bus dan sering bertemu pengamen tipe ini, bersabarlah.

Saturday, March 17, 2007

Ratapan Seorang Supir Angkot

Kemaren pas pulang, sepertinya aku salah pilih angkot. Pas naik cuma ada tiga penumpang termasuk aku. Tidak lama setelah aku naik, satu orang turun, berarti tinggal dua penumpang. Kemudian si supir bertanya, "Mau turun dimana mbak?(kebetulan penumpangnya perempuan semua)". "Saya turun di rumah sakit", kata penumpang yang satu. "Saya turun di Slipi", jawabku. Nah, setelah kita menjawab pertanyaan tuh supir, dia langsung ngomong panjang lebar yang ga jelas gitu deh. Dia mulai bercerita seperti ini,
"Kalau penumpangnya cuma sedikit kaya gini, saya mending pulang aja. Males saya jadinya. Kalau saya narik malam ya begini ini resikonya. Narik cuma dapat uang 3orb, bensin juga abis 30rb. Kalau dapat 40rb, bensin 30rb kan lumayan masih ada sisa. Tuh liat, temen saya pada pulang semua. Gimana ini?? Yang dari tanah abang aja cuma ada 2 sampe 3 orang doang. Kalau saya ngga dihalang-halangin sama istri saya, saya udah jadi pengedar narkoba. Temen saya aja ada yang dipenjara gara-gara ketauan ngedarin ganja. Kalau jadi pengedar kan enak. Bawa 10-20 kg bisa dapet duit sekitar 500rb. Daripada narik angkot kaya gini. Cuma, saya selalu dihalangin sama istri saya, jadinya ngga jadi. Coba kalau ngga, saya udah jualan. Ini nih gara-gara harga bensin naik. Kalau bensin naik lagi, pasti semakin banyak yang pake motor. Dulu aja kalau saya narik pagi udah banyak tetangga-tetangga saya yang nunggu mau bareng. Kan lumayan dapet 10-12 orang. Coba sekarang, udah ngga ada yang naik nungguin lagi, mereka udah pada naik motor sendiri. Sejak Pak Suharto turun, keadaannya jadi kaya gini. Kalau jamannya Pak Suharto enak, angkot penuh terus. Bukan kita yang nunggu orang tapi orang yang nunggu kita. Dari tanah abang penuh, dari meruya juga penuh. Sampe-sampe orang-orang pada berebutan mau naik. Wah, kalau Pak Suharto dicalonkan lagi jadi Presiden, saya mau pilih dia lagi."
Kira-kira itulah cerita sang supir angkot sepanjang perjalanan dari Kampus Anggrek sampai Slipi. Aku sih hanya menjadi pendengar yang baik. Sedangkan, penumpang yang satunya sesekali menanggapi. Memang, sekarang banyak harga-harga kebutuhan bahan pokok yang semakin melambung tinggi. Dan tidak bisa dipungkiri kalau harga-harga itu sangat berbeda jauh jika dibandingkan dengan era Orde Baru. Tidak bisa dipungkiri juga kalau sebagian masyarakat mengambil jalan pintas untuk mengatasinya. Beruntung sang supir angkot mempunyai istri yang berbudi pekerti baik dan bijaksana. Jika ia tidak melarang suaminya menjadi pengedar, mungkin suaminya itu yang masuk penjara. Pasti keadaan keluarganya akan menjadi semakin berantakan. Kita hanya bisa berharap keadaan ekonomi Indonesia cepat membaik dan terhindar dari dari segala macam bencana alam maupun ulah manusia. Amin...